Skip to main content

Aku Sudah Tidak Perawan, Apa Kau Masih Menerimaku?

Hari berganti hari, bulan berganti bulan, dan waktu yang semakin hari menggerogoti kita. Ya, kita antara kamu dan aku, sudah hampir 12 bulan kita memadu cinta menjalin sebuah kasih yang ingin berujung di pelaminan. Tetapi, masih ada sesuatu yang mengganjal di hati dan pikiran ku. Banyak masalah yang sudah kita lalui dan kita selesaikan bersama, tetapi tetap saja masih ada yang mengganjal dihatiku. Hingga suatu saat, aku pun menangis dan mengakui semuanya rasanya tak sanggup ku bohongi semua ini, ini adalah aib, aib yang sangat memalukan jelas Ani.

Ya, aku lah Ani yang sudah mempunyai seorang kekasih atau biasa disebut pacar yang sangat baik denganku. Pacar ku orangnya terlalu baik dan sangatlah sabar, tetapi di belakangnya aku sudah munafik dan tak ku sangka aku mampu menutupi semua ini hampir 1 tahun lamanya. Banu, ya Banu dialah kekasihku orang yang sangat kucintai yang bisa menerimaku apa adanya. Tetapi, walaupun aku selalu berusaha terbuka padanya tetap saja ada sesuatu rahasia yang sudah aku pendam selama ini.

Tetapi, saat ini aku tak bisa menutupi ini lagi, terserahlah kalau Banu kekasihku itu mau menerimaku atau tidak yang penting aku sudah berani jujur dan berkata. Aku tahu ini aib, aku tahu ini sangat memalukan dan aku tahu ini bagian dari masa laluku yang harus aku kubur dan kemungkinan ketika Banu tahu  aku pun bisa langsung ditinggalkannya. Ya, sekarang adalah waktu yang tepat siang ini aku harus bertemu dengannya di taman bunga yang berada di pinggiran kota.
Kriiiiing…Kriiingg….” Ini ada apa sih Ani kok tiba-tiba mengajak bertemu dan dengan tergesa-gesa tak seperti biasanya,” pikir Banu.

Tak lama kemudian, kurang dari 20 menit Ani dan Banu pun sudah bertemu di taman bunga dan langsung duduk di kursi favorit mereka, ya kursi favorit mereka letaknya persis di tengah taman dan mengahadap kolam yang di atasnya pun ada pohon rindang.

Krik.. Krik… Krik… Krik… Suara jangkrik pun terdengar samar-samar. Kemudian hening.

Tak lama kemudian Ani pun mencoba membuka mulutnya, dan tiba-tiba tak sengaja dia pun langsung menangis dan memeluk Banu. Karena Banu sangatlah kebingungan dengan sikap Ani yang tak seperti biasanya itu pun, Banu hanya bisa menepis Ani dan memegang lembut tangannya. Katanya “ada apa ni, ceritalah kepadaku.”

Lalu setelah agak tenang Ani pun mulai bercerita dan bertanya: “mas, kalau aku sudah tidak perawan apa kau masih menerimaku dan kalaupun tidak apakah kamu mau berteman denganku?” dan Banu pun dengan bijaksana menjawab: “aku menerimamu apa adanya, karena aku pun juga mempunyai seorang sahabat yang sudah tidak perawan, tetapi karena teman-teman yang lain sudah tahu kalau sahabatku itu sudah tidak perawan, sahabatku pun lalu dijauhi oleh teman-temannya, terus apa bedanya aku dengan teman-temannya sahabatku itu yang selalu menjauhi sahabatku?” Ani pun hanya bisa diam dan mencerna apa dari kata-kata Banu itu.

Dan dengan lembut Ani pun berkata: “maaf mas aku sudah tidak perawan, aku sudah tidak perawan karena………….” “Ssssssssssttttttt, sudah tidak usah diteruskan,” bisik Banu. Aku bisa menerima mu apa adanya karena aku tidak ingin seperti mereka yang munafik yang sok suci yang hanya bisa memilih-milih teman karena menganggap dirinya lah yang paling suci, kamu tak perlu menjabarkan kenapa kamu sudah tidak perawan karena menerut ku cinta pun demikian, cinta tak perlu dijabarkan dan seperti mu kamu mencintai ku tanpa perlu bisa dijabarkan dan kamu pun juga tak memintaku untuk menjabarkan dan memberikan alasan kenapa aku bisa mencintai seseorang yang sudah tidak perawan sepertimu.

“Aku hanya ingin masa depanmu ni, bukan masa lalu mu yang sudah menyebabkan kamu tidak perawan,” kata Banu. Dan akhirnya dengan rasa tak percaya dari Banu dan walau berat hati ketika mengetahui kekasihnya Ani sudah tidak perawan dan Ani pun merasa cukup lega karena ia berani untuk bercerita kepada Banu mereka pun pulang dengan sura burung mengiringi langkah mereka walaupun dengan gontai mereka melangkah meningglkan taman itu.

PS: terinspirasi oleh cerita nyata seorang teman dan kekasihnya.




Comments

Popular posts from this blog

Anak Sekolah Sekarang, Cari Ilmu atau Hanya Bergaya ?

Ayo kita pergi sekolah.. ayo.. yah mungkin seperti cuplikan backsound dari iklan. Sekolah dan sekolah. Siapa sih yang gak pingin sekolah setinggi-tingginya sampai doctoral, hmmm mau mau. Yah di zaman 2012 yang katanya akan kiamat ini ternyata menurut analisa saya sekolah ada dua tujuan. Kalo tujuannnya positif ya enjoy enjoy aja tapi kalo tujuannya melenceng dari inti tujuan sekolah haduh ya hancur deh, kan sesuatu yang buruk itu akan menelan sesuatu yang baik karena pada dasarnya Sang Pemilik Nafas menciptakan kita kita ini dengan menganugerahi keburukan yang lebih banyak dari yang lebih baik. Yang buruk memang lebih banyak namun jika menggunakan yang baik walau sedikit akan menutupui yang buruk beda dengan kalo kita mengggunakan yang buruk wah pasti akan menghancurkan yang baik itu karena kan yang baik lebih sedikit. Paham?.. hehe. Masa remaja biasanya identik dengan masa SMA, ya bisa dibilang masa yang paling indah. Hallo.. indah ya indah jika kita serius...

TUGAS : ILMU FILSAFAT

Ketika makan rujak akan terasa “enak”, jika direnungkan sebenarnya banyak pihak yang terlibat, baik sebelum maupun sampai pada bentuk rujak. Pihak-pihak mana sajakah yang terlibat? Unsur mana saja yang ada dalam tubuh kita yang terkait sehingga kita menyimpulkan bahwa rujak itu rasanya enak? Jawaban : “ Rujak”, walau belum dimasukkan ke mulut dan terasakan oleh lidah tapi melalui penglihatan dan penciuman sudah menggugah selera, sehingga jika melihatnya bahkan melihat penjualnya saja lidah kita sudah bergoyang ria. Tapi kadang kita berfikir sekalipun enak tetapi ternyata dalam proses pembuatannya rujak ini telah melibatkan banyak pihak. Siapakah mereka…??? Pihak-pihak yang terlibat dalam prosesnya, dari bahan baku hingga menjadi sebuah bentuk atau jenis makanan kecil yang disebut “rujak” adalah : Petani buah : yang menanam segala jenis buah yang menjadi bahan baku rujak seperti pepaya, mangga, jambu, jambu air, kedondong dan nenas. ...